Ih Merinding, Ada Pohon Khusus Makam Bayi di Toraja Bernama Tarra!

0

Tandaseru – Di dunia ini memang ada beragam tumbuhan yang memiliki manfaatnya masing-masing. Mulai dari tumbuhan untuk obat sampai pohon yang dijadikan makam. Salah satunya makam bayi pohon Tarra yang terkenal di Toraja!

Ada yang sudah tahu tentang pohon Tarra? Pohon satu ini merupakan salah satu pohon yang mempunyai banyak getah putih. Ada banyak fakta yang perlu Anda tahu dari pohon yang jadi rumah baru bayi-bayi yang tak sempat hidup dengan orangtuanya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Makam Bayi pohon Tarra ini tumbuh sejak ratusan tahun lalu!

Usia dari pohon Tarra ini serupa dengan usia dari adat Passiliran yang telah dilakukan oleh nenek moyang yang memiliki kepercayaan Aluk Todolo ratusan tahun lalu.

Ukurannya sendiri bisa mencapai diameter kurang lebih 80 sampai 100 cm. Uniknya, Tarra hanya tumbuh serta dapat ditemukan di Desa Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Pohon tua ini terletak di antara rimbunnya pohon bambu serta tanaman liar lain. Karena langka maka tak heran lokasi pohon tersebut dijadikan tempat wisata, yaitu Passiliran: Kambira Baby Graves.

Pohon Tarra ibarat rahim pemberi kehidupan baru

Keunikan lain dari Tarra adalah getah yang putih dianggap sebagai air susu, sementara batangnya disebut sebagai rahim untuk bayi.

Masyarakat Kambira pun meyakini bayi sebagai makhluk suci, maka dengan menyemayamkan bayi dalam pohon tersebut sama seperti menyelamatkan generasi selanjutnya.

Jadi bayi yang meninggal pada sebuah keluarga, dan dimakamkan dalam pohon itu, maka mampu mencegah kematian pada bayi lainnya.

Tarra tak pernah berbau busuk

Yang anehnya lagi, pohon besar yang telah dipenuhi jasad bayi itu tak pernah mengeluarkan aroma bau busuk seperti lokasi lain yang terdapat banyak jasad dan pada area terbuka.

Mau sebanyak apapun penduduk memenuhi batangnya dengan jenazah bayi, aroma apapun tak akan keluar. Hal itu dipercaya oleh masyarakat akibat Tarra sebagai wujud yang menghidupi.

Seluruh bayi yang masuk pada “rahim” pohon Tarra dapat menyatu sendiri dengan bantuan getah pohon. Oleh sebab itu, setelah 20 tahun, pohon bisa mulus kembali, bahkan ditempati oleh bayi lainnya.

Tarra bagian dari adat penguburan bayi Toraja

Ternyata bukan hanya pohonnya saja yang unik, proses penguburan bayi dalam pohon Tarra pun termasuk adat yang tidak boleh sembarangan dilakukan.

Hanya bayi yang belum mencapai usia 6 bulan serta belum tumbuh gigi saja, yang berhak masuk dalam pohon Tarra. Nantinya, Tarra dilubangi sesuai ukuran badan bayi, kemudian bayi akan dimasukkan ke dalam lubang itu tanpa pakaian seperti layaknya dalam rahim.

Lalu lubang ditutup pakai sabut ijuk atau enau. Selain itu, bayi-bayi ditempatkan menghadap ke rumah duka, sebagai wujud penghormatan pada keluarga.

Adatnya sedetail itu, sampai strata sosial pun memengaruhi tinggi rendahnya posisi sang bayi disemayamkan. Semakin ditempatkan di atas pohon, maka semakin tinggi pula status sosial si bayi.

Untuk masyarakat Tana Toraja, pemakaman merupakan sesuatu hal yang sakral dalam masa akhir kehidupan seseorang. Jadi tidak heran ada banyak adat yang dilakukan untuk mengantar mereka yang telah tiada ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Nah, bagaimana jadi semakin tahu kan tentang makam bayi pohon Tarra di Toraja?

Comments are closed.