Penemuan Ribuan e-KTP Rusak di Pariaman, Polisi Belum Temukan Unsur Pidana

Tandaseru – Setelah penemuan ribuan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Penemuan ribuan e-KTP kembali terjadi di Pariaman, Padang, Sumatera Barat pada Selasa (11/12).

Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebutkan pihaknya belum temukan unsur pidana terkait penemuan itu. Hal ini karena e-KTP yang ditemukan bentuknya memang rusak akibat dihancurkan. Ribuan e-KTP itu sudah tidak terpakai karena memang e-KTP generasi pertama tahun 2011, 2012 dan 2013

“Yang di Pariaman belum ada (indikasi tindakan pidana) karena semua orang yang membuang mengangkut kemudian atasannya pun mengetahui dan mengakui barang-barang yang sudah tidak dipakai karena kondisi kantor dalam masa renovasi itu dibuang. Tapi, ada keteledoran tidak dicek dulu apa di dalamnya,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12).

Meski begitu, pemeriksaan terhadap yang membuang itu tetap dilakukan polisi. Ribuan e-KTP itu adalah keluaran dari Kabupaten Pariaman, Sumbar.

Berbeda dengan kasus di Pariaman, temuan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, diduga ada indikasi pidananya. Polisi menduga ada pihak yang sengaja melakukan hal ini karena meski e-KTP yang ditemukan sudah rusak untuk dihancurkan karena masa berlakunya, tapi kantung plastik yang menampungnya masih bagus tidak seperti temuan di Pariaman yang kantung plastiknya sudah rusak.

“Yang di Duren Sawit itu ada unsur pidana meskipun masih dalam pendalaman oleh pihak kepolisian. Dari Dirjen Dukcapil melihat unsur kesengajaannya itu ada. Fakta yang ditemukan di lapangan e-KTP ini dibungkus oleh satu karung yang kondisinya masih cukup baik,” ucapnya.

Sementara itu, untuk temuan e-KTP di Pariaman sendiri kini sudah disita oleh polisi. Dia memastikan hal ini tidak ada kaitannya dengan pemilu 2019.

“Kalau yang kejadian di Pariaman itu betul-betul tiga karung tersebut dalam kondisi rusak. Sebagian ada yang sudah dibakar tapi tidak habis. Sebagian masih belum terbakar. Karena di Dukcapil Pariaman itu sedang proses renovasi, barang yang tidak terpakai itu dikumpulkan dijadikan satu tanpa dilihat petugas apa itu didalamnya. Mau dibakar di wilayah kantor tsb tidak memungkinkan, ya untuk memudahkan dibuang saja. Diangkut kemudian dibuang ditemukan masyarakat,” jelasnya.