Polda Metro Perketat Keamanan Siber, Cegah Paham Radikalisme

JAKARTA (!) – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengatakan pelaku pemasang bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama, terpengaruh grup radikal dalam aplikasi WhatsApp dan Telegram. Sebab itu, pihaknya akan menguatkan sistem keamanan siber.

“Kami akan memperkuat siber. Tadi koordinasi dengan Kemenkominfo. Harapannya bisa meng-handle dan mencegahnya,” ujar Iriawan di Jakarta, Senin (10/7).

Kapolda menerangkan, pelaku tidak merencanakan niatannya dalam waktu yang lama. Menurutnya, baru belakangan ini, tersulut sehingga nekat melakukan ancaman terhadap polisi.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, pelaku ini memiliki motif serupa, dengan penusuk polisi di Masjid Falatehan. Mereka berdua sama-sama terpengaruh grup radikal.

“Lone wolf ya. Dia kerja sendiri-sendiri. Dia melihat ada internet, lalu ada keinginan di otaknya, sudah tercuci, baru dia lakukan itu,” jelasnya.

Sementara itu, polisi masih mendalami grup yang diikuti oleh pelaku. Sampai detik ini, polisi belum menemukan indikasi niatan serupa. “(Isi grup) Percakapan biasa. Akan kami selidiki,” kata Iriawan.

Diberitakan, polisi telah menangkap pemuda berinisial GOH (20), pelaku pemasang bendera ISIS disertai surat ancaman di Polsek Kebayoran Lama. Diketahui, warga Pondok Pinang tersebut melaksanakan aksi terornya itu disebabkan oleh grup berajaran radikalisme dalam aplikasi pesan. Sementara itu, pelaku sendiri tidak ikut dalam jaringan terorisme. (ahda)