Warna-Warni Indonesia

Waspada Kencing Manis Dapat Membahayakan Mata

Oleh : dr. Nilam Permata

Penyakit kencing manis atau diabetes melitus merupakan penyakit kronis atau yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes biasa ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Jika peningkatan gula darah sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh yang dapat berkembang secara bertahap, hingga akhirnya bisa memicu sejumlah komplikasi. Apabila tidak ditangani dengan baik, salah satunya kerusakan pada retina mata atau retinopati diabetik.

Apa itu retinopati diabetik?

Retinopati adalah gangguan pada retina. Retina itu sendiri merupakan bagian mata yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di bagian mata bagian belakang yang berfungsi sebagai penerima cahaya terfokus dari lensa, mengubah cahaya menjadi sinyal saraf, dan mengirim sinyal syaraf itu ke otak, dengan kata lain berperan sangat penting dalam penglihatan.

Sedangkan retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes melitus, dikarenakan kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata.

Apa saja tanda dan gejala retinopati diabetik?

Gejala awal dari retinopati diabetik biasanya tidak menunjukkan gejala, namun seiring berjalannya waktu berikut adalah tanda dan gejala yang mungkin timbul, yaitu :
– Penglihatan menurun secara perlahan-lahan
– Pengelihatan menghilang mendadak
– Pengelihatan terganggu seperti penglihatan berbayang, gangguan dalam melihat warna, ataupun dalam melihat tampak ada benda atau bercak hitam yang melayang-layang di lapangan pandang
– Mata nyeri
– Mata merah

Bagaimana kencing manis atau diabetes melitus dapat menyebabkan retinopati diabetik?

Retina mata membutuhkan asupan darah yang lancar dari pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitar retina. Sedangkan pada penderita diabetes melitus, kadar gula darah yang terlalu banyak sehingga dapat menyumbat pembuluh-pembuluh darah kecil retina dengan demikian retina mengalami kekurangan asupan darah, kemudian retina akan membentuk pembuluh darah baru untuk mencukupi kebutuhan darah. Namun, pembuluh-pembuluh darah yang baru terbentuk tidak berkembang secara sempurna, sehingga bisa bocor atau pecah.

Mengapa retinopati diabetik berbahaya?

Jika tidak segera diobati, pembuluh darah baru yang tumbuh secara tidak normal di retina dapat terjadi kebocoran sehingga menyebabkan gangguan penglihatan hingga bisa terjadi kebutaan. Beberapa kemungkinan yang bisa terjadi seperti :

Perdarahan vitreus. Pembuluh-pembuluh darah yang baru terbentuk akan rentan pecah, sehingga darah akan masuk ke bagian tengah mata. Jika darah yang bocor hanya sedikit, Anda mungkin hanya akan melihat bayangan gelap yang melayang-layang di lapangan pandang Anda. Semakin banyak darah yang bocor maka semakin terhalang pula penglihatan. Walau darah dapat berangsur-angsur menghilang dalam hitungan minggu atau bulan, penderita tetap berisiko kehilangan penglihatannya secara permanen jika retina telah rusak.

Terlepasnya retina. Pembuluh darah baru yang muncul akibat retinopati diabetik akan merangsang pembentukan suatu jaringan parut di lapisan retina. Jaringan parut inilah yang kelak berisiko untuk menarik retina lepas dari dasarnya, sehingga dapat memunculkan gejala-gejala seperti pengelihatan kabur, muncul gambaran tirai di lapangan pengelihatan, tampak kilatan cahaya, atau bahkan kebutaan.

Glaukoma. Ketika pembuluh darah tumbuh di bagian depan mata, saluran air mata dapat tersumbat, sehingga cairan akan menumpuk di bola mata dan tekanan bola mata akan meningkat. Kondisi peningkatan tekanan di dalam bola mata ini disebut dengan glaukoma. Glaukoma dapat merusak saraf-saraf penglihatan, sehingga dapat menyebabkan gangguan pengelihatan.

Kebutaan. Pada akhirnya retinopati diabetik, glaukoma, atau keduanya dapat menyebabkan kebutaan.

Bagaimana cara mendiagnosis retinopati diabetik?

Funduskopi. Funduskopi berfungsi untuk melihat kondisi di dalam bola mata. Dan dokter akan melihat apakah pembuluh darah yang terdapat pada retina normal atau tidak, adakah pembengkakan ataupun tumpukan darah dan lemak di retina, adakah pertumbuhan pembuluh darah baru ataupun jaringan parut pada retina, adakah perdarahan di cairan bola mata/vitreus, adakah lapisan retina yang terlepas.

Angiografi fluoresensi. Angiografi fluoresensi adalah prosedur untuk melihat kelainan-kelainan di saraf mata dan melihat ada tidaknya kelainan di pembuluh darah mata, terutama pembuluh darah yang baru terbentuk. Pada pemeriksaan ini, Anda akan diberikan obat tetes untuk melebarkan pupil, kemudian dokter akan menyuntikkan sebuah pewarna khusus pada lengan, kemudian cairan pewarna ini pada akhirnya akan mengisi pembuluh darah di bola mata kemudian akan tampak jelas ada tidaknya penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, serta ada tidaknya kebocoran cairan.

Optical coherence tomography (OCT). Optical coherence tomography merupakan pemeriksaan berfungsi untuk melihat gambaran ketebalan retina mata, sehingga  jika ada kebocoran cairan ke dalam jaringan retina dan juga digunakan untuk menilai keberhasilan pengobatan.

Bagaimana pengobatan retinopati diabetik?

Pengobatan retinopati diabetik tergantung dari derajat keparahannya, yaitu :

Retinopati diabetik non-proliferatif. Pada tahap ini, penderita mungkin belum memerlukan perawatan melainkan akan di kontrol oleh dokter. Penderita akan dianjurkan untuk kontrol rutin ke dokter mata dan dokter ahli diabetes, dan selalu menjaga gula darah agar tidak tinggi sehingga memperlambat perkembangan penyakit.

Retinopati diabetik proliferatif. Pada tahap ini beberapa alternatif pengobatan dapat dilakukan seperti :

Anti-VEGF. Suntikan anti-VEGF ke dalam mata dimana diberikan langsung ke dalam mata yang berguna untuk mencegah pembentukan pembuluh darah baru di bagian belakang mata. Suntikan diberikan sebanyak satu kali sebulan, dan perlahan-lahan dikurangi atau dihentikan saat kondisi telah stabil. Beberapa efek samping yang mungkin muncul, adalah iritasi mata, merasa ada sesuatu di dalam mata, mata berair atau gatal, perdarahan, hingga pembekuan darah.

Vitrektomi. Vitrektomi merupakan operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan darah dan jaringan parut dari bagian tengah mata dengan cara membuat irisan kecil pada mata yang sebelumnya dilakukan anestesi umum maupun lokal. Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin dirasakan setelah melalui prosedur ini, adalah infeksi, katarak, penumpukan cairan di kornea mata, perdarahan, hingga terlepasnya retina.

Fotokoagulasi. Fotokoagulasi merupakan perawatan dengan sinar laser fokal yang bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan titik-titik kebocoran cairan atau darah di dalam mata.

Bagaimana cara pencegahan dari retinopati diabetik?

Aturlah diri agar terhindar dari penyakit diabetes melitus, dengan cara:
– Hidup sehat dan makan-makanan gizi seimbang
– Kurangi makan-makanan yang mengandung gula tinggi
– Olahraga teratur, terutama olahraga aerobik, seperti jalan kaki setidaknya selama dua setengah jam setiap minggu
– Jagalah berat badan sesuai dengan indeks massa tubuh yang normal
– Tidak minum-minuman beralkohol ataupun merokok
– Bagi penderita diabetes melitus, rutin minum obat diabetes atau insulin sesuai anjuran dokter, dan tetap memantau tekanan darah ataupun kolesterol
– Waspada jika terdapat perubahan pada penglihatan Anda dengan pemeriksaan mata yang rutin

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com