Kapolri: Kasus di Lubuk Linggau, Tindakan Diskresi yang Kurang Tepat

JAKARTA (!)-Kapolri  Jenderal Polisi Tito Karnavian sangat menyesalkan penembakan yang dilakukan anggotanya terhadap sebuah mobil warga saat dilakukan razia kendaraan di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Kapolri menduga anak buahnya telah melakukan salah tembak. Anggota polisi yang sedang melakukan razia itu mengira orang-orang di dalam kendaraan itu pelaku kejahatan karena saat diminta untuk berhenti, mereka justru kabur.

“Akhirnya dikejar, dilakukan penembakan peringatan ke udara tapi tidak berhenti sehingga dikira pelaku kejahatan sehingga akhirnya ditembak dan mengakibatkan korban,” katanya.

Dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) dilaporkan, sekitar pukul 10.00 WIB gabungan satuan Sabhara, Lantas dan Polsek Linggau Timur melakukan razia di jalan Patmawati  Lingkar Timur Lubuk Linggau.

Pada saat mobil jenis sedan Honda City warna hitam BG 1488 ON yg dikemudikan oleh Indra melintas dilokasi razia, petugas meminta mereka berhenti  namun kendaraan tersebut justru jalan terus dan tidak mau berhenti.

Dua anggota polisi yang tengah bertugas dalam razia tersebut, yakni Brigpol Malingga Sat Sahbara  dan Brigpol Firman anggota lantas Polres Llinggau mengejar kendaraan tersebut mengunakan mobil Patroli Lantas.

Tidak lama kemudian mobil korban dapat disalip oleh mobil patroli Lantas, dan sesampai di simpang Periok jalan Yos Sudarso mobil korban ditembak oleh Brigpol Malingga dari dalam mobil patroli Lantas menggunakan senpi laras panjang jenis V2,barulah mobil korban berhenti.

Enam orang dalam kendaraan tersebut terkena peluru, satu orang meninggal atas nama Surini (50), sedangkan satu diantara enam yang tertembak adalah balita usia 3 tahun. Seluruh korban di RSUD Sobirin lubuk linggau termasuk yang meninggal.

Kapolri mengatakan dalam menentukan suatu tindakan, seharusnya polisi memiliki kemampuan diskresi memadai. Diskresi artinya penilaian secara subyektif untuk melakukan tindakan yang tepat dalam rangka menjaga keselamatan publik.

Dalam kasus ini, dia menduga pelaku tidak memiliki kemampuan diskresi yang memadai sebagai polisi. “Jadi, ada tindakan diskresi yang kurang tepat,” tandasnya.(arh)