© 2021 - Tandaseru.id.
Managed by PT. Media Garda Bangsa
JAKARTA (!) – Anggota Komisi IX DPR RI, Irgan Chairul Mahfiz menilai wajar buruh ikut bermain politik, karena dilindungi undang-undang.
“Buruh juga bermain politik. Semua komponen masyarakat sah-sah saja untuk berpolitik, kondisi politiknya sudah seperti itu. Termasuk para pekerja kita, buruh kita,” tutur Irgan dalam diskusi di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, (25/4).
Politikus Partai PPP ini mengatakan sudah seharusnya ikut serta dalam perhelatan politik. Sebab, beberapa kebijakan yang diterima buruh dari pemerintah, dilahirkan pada panggung politik itu sendiri.
“Kalau buruh buta politik nanti dipermainkan oleh politik itu sendiri. Sangat kurang tepat buruh atau pekerja tidak berpolitik. Karena berbagai hal terkait kesejahteraan itu keputusan politik,” ujarnya.
Tidak memungkiri Irgan menyayangkan apa yang telah terjadi pada pemerintahan orde baru (Orba), suara buruh masih minoritas.
“Sayangnya zamannya Pak Harto memang gerakan buruh ini melemah tidak begitu kelihatan. Karena dalam proses otoritarian, di-pressure betul, kalau ada organisasi buruh yang dekat dengan kepentingan Orba,” kata Irgan.
Lebih lanjut era reformasi salah satu pintu gerbang terjadinya pemersatu suara buruh yang berujung pada pembentukan partai politik. Namun, partai-partai politik berbasis buruh tidak mendapat dukungan seperti yang diharapkan.
“Barulah, reformasi terjadi fragmentasis gerakan buruh. Hanya kesolidan buruh juga tidak begitu nampak. Ketika pemilu tahun 1999 ada keinginan buruh berkonsoidasi bentuk partai. Komuliasinya 0,5 persen. Artinya buruh bikin partai tidak diminati oleh buruhnya sendiri. Kalau gerakannya saya apresiasi,” tambahnya.(bmo)