© 2021 - Tandaseru.id.
Managed by PT. Media Garda Bangsa
Gejolak Harga pada Ramadan Bisa Pengaruhi Inflasi Mei-Juni
JAKARTA (!) – Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan laju inflasi Mei dan Juni bisa lebih terkendali, apabila tidak ada gejolak harga pangan dan pasokan komoditas terjaga, menjelang puasa serta lebaran.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, upaya pengendalian harga bahan makanan menjelang periode puasa dan lebaran bisa mempengaruhi laju inflasi Mei serta Juni 2017
Karena itu, dia yakin upaya menjaga pergerakan harga pangan tersebut bisa dilakukan pemerintah, apalagi pada periode Januari hingga April 2017, kelompok bahan makanan selalu menyumbang deflasi dan ikut menahan pergerakan inflasi.
“Selalu ada kenaikan di bulan ramadan dan lebaran, karena permintaan bahan makanan sangat tinggi. Kuncinya, kita mampu mengendalikan harga makanan pada Mei dan Juni,” kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Bila dilihat pada Januari sampai April 2017, kata Suhariyanto bahan makanan cenderung deflasi, sehingga Mei dan Juni, diharapkan masih terkontrol, dan deflasi bahan makanan bisa berlanjut.
Ia memastikan pengendalian harga makanan ini juga sangat krusial untuk menjaga kenaikan laju inflasi, yang sejak awal tahun dipengaruhi oleh faktor harga diatur pemerintah (administered prices), dari penyesuaian tarif listrik rumah tangga 900 VA nonsubsidi.
Sebelumnya, BPS mencatat laju inflasi pada April 2017 sebesar 0,09 persen, yang salah satu penyebabnya adalah penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga 900 VA nonsubsidi.
Dengan inflasi April tercatat 0,09 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-April 2017 telah mencapai 1,28 persen dan inflasi secara tahunan (year on year) sebesar 4,17 persen.
Namun, kelompok bahan makanan mengalami deflasi pada April sebesar 1,13 persen, sehingga menekan pergerakan inflasi, karena turunnya harga komoditas pangan seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras, daging sapi, ikan segar dan telur ayam ras.(antara/arh)