© 2021 - Tandaseru.id.
Managed by PT. Media Garda Bangsa
JAKARTA (!) – Presiden Jokowi mengingatkan agar para nelayan tidak diajak bekerja dengan pola-pola yang lama yang hanya menggunakan cantrang. Karena itu, nelayan harus berani loncat ke dunia yang lain seperti offshore aquaculture.
“Sudah berapa puluh tahun kita urusan cantrang, setiap tahun urusan cantrang. Enggak habis-habisnya kita ngurusin cantrang sehingga melupakan strategi besar menuju ke tempat yang lain yang memiliki nilai tambah yang lebih baik,” tutur Presiden.
Untuk itu, presiden mendorong agar mulai bicara mengenai offshore aquaculture, karena 70 persen lebih negara kita adalah air, adalah laut. Tidak seperti Norwegia atau Taiwan, yang setiap hari berbicara mengenai saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman Tahun 2017, di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (4/5) pagi. ini.
“Ajari nelayan-nelayan kita untuk mengetahui barang apa ini (offshore aquaculture). Nilai tambahnya bisa puluhan kali dari apa yang kita lakukan sekarang ini, yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah kita meloncat, berani melompat kita,” tutur Presiden.
Menurut Presiden, offshore aquaculture bukan barang yang mahal. Satu sitenya Rp47 miliar, karena itu, presiden menyaranan, kalau kita belum bisa mengerjakan sendiri, buat kerja sama, agar ada transfer of knowledge. Tanpa seperti itu kita tidak pernah meloncat.
“Sekali lagi, ini saya sampaikan berkali-kali, kita ini terlalu rutinitas, terlalu monoton, terlalu linier, padahal dunia perubahannya sangat cepat sekali,” ujar presiden saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman Tahun 2017, di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (4/5) pagi.
Presiden mengungkapkan pembicara sudah jauh ke depan mengenai ruang angkasa masa depan, berbicara mengenai hyperloop, perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain yang begitu sangat cepatnya. Namun, kita masih urusan cantrang belum selesai. (arh)
