Warna-Warni Indonesia
Menlu Retno Marsudi.

Jalur Sutra Baru Harus Ada Koordinasi dan Konektivitas Antarnegara

BEIJING (!) – Koordinasi dan konektivitas antarnegara pokok penting dalam prakarsa Jalur Sutra baru dan Sabuk Maritim sementara  Indonesia  telah merencanakan konsep Poros Maritim untuk pembangunan transportasi laut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan hal tersebut usai menghadiri KTT “Belt and Road Forum for International Cooperation” di Beijing Senin (15/5) malam.

“Penekanan terhadap budaya komunikasi, dialog dan koordinasi karena akan sulit untuk melakukan suatu pembangunan atau kerja sama konektivitas kalau tidak ada budaya dialog, budaya komunikasi dan budaya koordinasi,” kata Menlu ditemui di Beijing pada Senin malam (15/5) terkait hasil pertemuan KTT Belt and Road for International Cooperation.

Dalam KTT pada hari kedua tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan bahwa Indonesia, sebagai negara yang berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadi salah satu negara besar di kawasan Asia Tenggara yang memiliki peran penting dalam kemaritiman.

Retno mengatakan prakarsa “Belt and Road” diharapkan dapat disesuaikan dengan sejumlah konsep perhubungan kelautan baik di negara masing-masing atau konsep kawasan yang sudah dilakukan seperti Poros Maritim Indonesia dan “ASEAN Connectivity 2025”.

“Jadi tidak tiba-tiba ada satu konektivitas yang besar, tanpa adanya satu `national base connectivit`, `regional base conectivity`. Oleh karena itu `partnership` dari masing-masing negara tetap kuat dan ASEAN Connectivity 2025 terus disebut sebagai salah satu basis dari kerja sama yang sifatnya regional,” jelas Retno.

Selain itu, jelas Menlu, beberapa kepala negara/pemerintahan dari sejumlah negara di Eropa mengatakan pola kerja sama global saat ini sudah berubah kepada arah kerja sama antarnegara berkembang.

“Pola kerja sama yang dilakukan itu tidak hanya antara utara dan selatan tetapi selatan dan selatan dan juga trilateral. Jadi budaya membangun kerja sama selatan-selatan, trilateral ini semakin tumbuh dalam era seperti ini,” ujar Menlu.

Retno menjelaskan Indonesia sudah lebih dulu melakukan kerja sama dengan sesama negara berkembang dimulai dari Konferensi Asia Afrika silam.

Selain itu, Indonesia juga menciptakan hubungan trilateral dengan negara-negara maju untuk meningkatkan kemitraan dengan negara lain, termasuk membantu negara berkembang. (antara/arh)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com