© 2021 - Tandaseru.id.
Managed by PT. Media Garda Bangsa
BEIJING (!) – China sedang membangun jaringan mata-mata bawah Laut di wilayah sengketa. Tak tanggung-tanggung, Beijing menggelontorkan uang sebesar 230 juta poundsterling (Rp3,9 triliun) untuk ‘memagari’ Laut China Selatan dan Timur.
Fakta ini membuat sejumlah pihak berspekulasi kalau China semakin agresif untuk merebut lahan baru serta memperluas kehadiran militer di wilayah yang menjadi perebutan sejumlah negara tersebut.
Jaringan ini berupa laboratorium yang akan memasok informasi pantauan lalu lintas pelayaran dan memeriksa setiap upaya dari negeri lain yang membantah klaim teritorial China di wilayah itu.
Di dalam laboratorium sendiri dilengkapi kamera, sensor dan radar bawah air. Seluruh teknologi ini digunakan untuk memberi laporan langsung ke Shanghai. Pusat mata-mata bawah air ini akan memberikan laporan 24 jam setiap hari, real time, konten definisi tinggi, dan observasi tiga dimensi.
Keberadaan pusat mata-mata diklaim bertujuan untuk menjaga ketahanan nasional serta antisipasi atas peringatan bencana. Dekan Ilmu Pengetahuan Kelautan dan Bumi Universitas Tongji, Shanghai, Jian Zhimin mengungkapkan, pembangunan pusat mata-mata bawah air itu diperkirakan memakan waktu lima tahun.
Ia pun membeberkan peralatan yang nantinya akan ditanamkan di dasar laut. “Perangkat akan ditempatkan di dasar laut melalui kabel optik. Dengan kata lain, kita akan membangun laboratorium bawah laut untuk mengumpulkan dan mengirim data kembali kepada kita,” tutur Jian.
Filipina, Indonesia, Taiwan, Vietnam, Brunei Darussalam dan Malaysia semua membantah klaim teritorial sepihak di Laut China Selatan. Namun, lagi-lagi, Beijing terus mengklaimnya dengan membuat pulau-pulau buatan, mendirikan bangunan di atasnya, lalu membangun pangkalan udara untuk militer. (The Australian/Tam)
