Kapolri Ajak Aktivis Cegah Dampak Negatif Demokrasi

JAKARTA (!) – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memperingatkan mengenai efek negatif demokrasi yang sedang berjalan, sehingga gejolak politik perlu diredam dan menjaga keseimbangan kekuatan dalam berpolitik.

Tito menyampaikan hal ini di depan para aktivis lintas generasi saat menghadiri buka bersama di kediaman aktivis senior Bursah Zarnubi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1/6).

Menurut Kapolri, melihat peristiwa 1998, Indonesia telah memilih untuk mendahukan demokrasi. Karena itu, ia memperingatkan untuk menghadapi segala dampak negatifnya. “Sekarang kita mengadapi dampaknya, mari kita atasi risikonya,” ujarnya.

Tito menjelaskan, masuknya ideologi yang melenceng dari Pancasila merupakan salah satu dampak negatif demokrasi. “Ideologi yang bukan indonesia, masuk atas nama jalan tol kebebasan,” imbuhnya.

Di hadapan para aktivis, Tito memperingatkan untuk meredam gejolak-gejolak politik, terutama mereka yang memanfaatkan golongan low class di Indonesia ini, yang sering dikendalikan oleh elite untuk kepentingan-kepentingan politik.

“Atas nama demokrasi, low class didikte dengan gejolak politik. Yang terjadi adalah derail, yang terjadi malah konflik-konflik yang berbahaya,” tuturnya.

Karena itu, Tito mengedepankan untuk membuat keseimbangan kekuatan dalam berpolitik. Ia mengatakan dalam transisi kekuatan, harus lewat jalur yang konstitutional. Hal ini akan membuat demokrasi berjalan semestinya.

“Harapannya dengan check and balance kuat, partisipasi publik tinggi, pembangunan berjalan, kesejahteraan tinggi, maka demokrasi akan berjalan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri mengajak para aktivis untuk membentuk demokrasi yang mendukung jalannya pemerintah saat ini supaya tidak lagi terjadi instabilitas politik masa lalu. Selain, meredakan konflik politik yang belum lama ini terjadi.

“Agar pemerintah ini bisa berjalan dan kemudian semua bisa hilangkan kegaduhan-kegaduhan tanpa menghilangkan daya kritis kita,” ujarnya. (ahda)