Warna-Warni Indonesia
Dr. Darmansjah Djumala

Selaraskan Nilai Pancasila, BPIP Susun Buku Pedoman Diplomasi Bagi ASN

JAKARTA (tandaseru.id) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) inisiatif susun buku pedoman diplomasi yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dalam upaya mengaktualisasi dan menginternalisasikan Pancasila di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Buku pedoman itu digodok dalam rapat yang diselenggarakan BPIP di Gedung Tribrata, 10 Maret 2023.

Sebelumnya BPIP juga telah menyusun buku pedoman pembinaan ideologi Pancasila untuk berbagai lini profesi seperti; Hakim, TNI, dan Polri dan Kepala Daerah.

Rapat dipimpin secara langsung oleh Direktur Pengkajian Materi BPIP, Aris Heru Utomo dengan menghadirkan narasumber; Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, mantan Duta Besar RI untuk Austria dan PBB dan Polandia, Dr. DarmansjahDjumala; mantan Duta Besar RI untuk Jepang dan AS, Soemadi Brotodiningrat; mantan Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa dan New York, Dr. Makarim Wibisono, Staf Ahli Menlu Muhsin Syihab dan Kepala Pusdiklat Kemlu RI Mohammad Koba.

Ke depan BPIP akan terus menyusun pedoman yang sama untuk profesi yang lain. Dengan disusunnya pedoman pembinaan ideologi untuk beberapa bidang profesi ini diharapkan etika, moral dan pelayanan publik akan benar-benar merefleksikan nilai-nilai Pancasila.

Istimewa

Mantan Duta Besar RI untuk Austria dan PBB dan Polandia, Dr. Darmansjah Djumala sebagai salah satu narasumber mengatakan buku pedoman untuk diplomasi Pancasila ini nanti setidaknya  akan memuat tiga bagian utama, yaitu pertama, “statistika-historis” yang mengulas perjuangan diplomasi Indonesia di awal Kemerdekaan dikaitkan dengan sejarah kelahiran Pancasila.

Kedua, terkait “dinamika-praksis” yang menguraikan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam gerak langkah diplomasi. Ketiga, buku pedoman ini akan memaparkan dimensi futuristik dari diplomasi Pancasila ditengah konstelasi politik dunia yang berubah.

“Inisiatif BPIP ini perlu diapresiasi, karena diplomasi sebagai pelaksanaan kebijakan luar negeri harus merefleksikan nilai-nilai Pancasila sehingga dapat dinarasikan dan direfleksikan sebagai working ideology dan living ideology dalam kegiatan diplomasi Indonesia”, kata Dr. Djumala.

Disebutkannya satu contoh: kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia. Upaya Jokowi menemui kedua Pemimpin negara itu sejatinya didorong oleh nilai-nilai yang hidup dalam kalbu dan sanubari Presiden. Nilai yang hidup dan sudah tertanam dan menyatu (embedded & built-in) dalam jiwa dan pikiran itulah yang disebut  living ideology yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Ketika nilai itu direfleksikan ke dalam tindakan nyata, yaitu menemui Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Putin, itu berarti Pancasila sudah menampakkan diri sebagai working ideology. Itulah Pancasila dalam tindakan.

“Dengan adanya buku pedoman diplomasi Pancasila ini diharapkan para diplomat Indonesia punya bahan acuan atau referensi dalam perjuangan diplomasi yang senafas dengan nilai-nilai Pancasila”, pungkas Dr. Djumala.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com