Warna-Warni Indonesia
Istimewa

Gen Z dan Milenial Dominasi 58,39 Persen Investasi Retail, OJK RI Gelar Kuliah Umum di UNSRI Tingkatkan Literasi Pasar Modal bagi Mahasiswa

PALEMBANG (tandaseru.id) – Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (OJK RI) gelar kuliah umum di Universitas Sriwijaya/UNSRI, ini merupakan salah satu rangkaian Program Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) tahun 2023 di Palembang. Dijelaskan oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK RI Djustini Septiana, OJK menilai perlu untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait produk-produk di pasar modal sehingga menghindarkan masyarakat agar tidak terjerat dalam investasi yang ilegal/bodong.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya produk-produk di Pasar Modal. Hal ini juga mendukung langkah-langkah preventif yang terus dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tidak terjerat dalam investasi yang ilegal/bodong,” ungkap Djustini Septiana.

Pasalnya, hasil survei nasional indeks Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022 menyebutkan, bahwa pemahaman masyarakat terkait pasar modal di Indonesia masih relative rendah. Di mana indeks Literasi sektor Pasar Modal hanya sebesar 4,11 persen dan indeks inklusinya sebesar 5,19 persen.

“Untuk itu kita perlu bersinergi dan bekerja sama dan terus meningkatkan literasi dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat, agar dapat memahami produk dan pelaku pasar modal dengan baik dan benar,” kata Djustini.

Saat ini, pertumbuhan jumlah investor retail masih didominasi oleh kaum milenial dan generasi z yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,39 persen, hal ini pertanda bagus. Artinya, saat ini generasi muda Indonesia sudah melek investasi, berubah dari sebelumnya angkatan konsumtif menjadi angkatan investasi (investor).

Fenomena meningkatnya jumlah investor di pasar modal ini patut kita syukuri. Namun di sisi lain juga perlu dicermati, tantangan yang dihadapi seperti upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan investasi pada instrumen keuangan yang memadai.

“Tadi saya sudah sampaikan, bahwa inklusinya lebih tinggi dari pada literasi dan ini cukup berbahaya. Baru-baru ini kita mencermati, ada kasus ratusan mahasiswa di salah satu universitas besar di di Jawa Barat yang tertipu oleh investasi bodong, kalau saya mengistilahkan bukan investasi bodong tetapi penipuan berkedok investasi atau investasi ilegal,” jelas Djustini Septiana.

Djustini berharap pada para mahasiswa yang hadir untuk terus mewaspadai segala bentuk tawaran investasi. Terutama dengan iming-iming imbal hasil yang pasti, yang tinggi.

”Saya pesan kepada anak-anak mahasiwa agar dapat menjadi media corong untuk hal-hal seperti ini, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi tolong ditularkan atau disampaikan kepada seluruh keluarga atau di sekitar lingkungan kita. Karena sekuat apapun OJK meng-handle illegal investment ini, kita tetap kalah satu langkah dari para penjahat keuangan, jadi kita perlu bersatu dan bersinergi,” pungkas Djustini.

Untuk diketahui, OJK RI menyediakan Contact Center: 157 sebagai media pelaporan masyarakat apabila menemui hal-hal yang mencurigakan di sekitar terkait investasi bodong.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com