Warna-Warni Indonesia
Istimewa

Dewan Pakar BPIP: Pancasila Ada dalam Kehidupan Sehari-Hari Manusia Indonesia

BANGKA BELITUNG (tandaseru.id) – Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang  Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, M.A  menegaskan,  ideologi Pancasila telah mendarah daging dalam sanubari (embedded & built-in) terefleksi pada kehidupan sehari-hari manusia Indonesia.

“Pancasila selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Karena hal itu sudah  tak terpisahkan, mendarah daging dalam sanubari manusia Indonesia. Kendati demikian, kita sering tidak menyadari bahwa itu telah terefleksi dalam interaksi sosial di masyarakat,” jelas Dr. Djumala saat menjadi narasumber di Radio Republik Indonesia (RRI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (16/03/2023).

Lawatan Dr. Djumala ke Bangka Belitung kali ini diketahui, guna menghadiri deklarasi Jejaring Panca Mandala (JPM) ) untuk menjadi pionir dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat Bangka Belitung.

” JPM dibentuk atas kerjasama antara BPIP dan Pemda Bangka Belitung serta Pemda Kabupaten/Kota se-Bangka Belitung yang beranggotakan tokoh-tokoh daerah yang berasal dari lima segmen masyarakat; pemerintah, ormas, pendidik, pelaku ekonomi dan media,” lanjut Dr. Djumala.

Dirinya menjelaskan, Kelompok tersebut akan membantu Pemda dalam mengaktualisasikan Pancasila dalam bentuk program konkrit di masyarakat.

Dr. Djumala yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Australia dan PBB 2017-2021 dan menjabat Kepala Sekretariat Presiden/Sekretaris Presiden Jokowi, 2015-2017 ini menegaskan, JPM ini adalah orang-orang pilihan di daerah masing-masing di Provinsi Bangka Belitung.

“Mereka harus bisa menjadi role model di dalam masyarakat ketika mengembangkan program konkrit yang bernuansa nilai Pancasila di daerah masing-masing. Diharapkan pola kerjasama dengan masyarakat grass root seperti ini,  penanaman nilai-nilai Pancasila akan berkembang secara bottom-up, tumbuh dari bawah, bukan top down approach seperti masa lalu.  ” ujarnya.

Menjawab pertanyaan para pendengar terkait adanya gejala melunturnya nilai Pancasila di masyarakat, Dr. Djumala justru melihatnya dari perspektif positif dan optimis.

Ditegaskannya, karena Pancasila itu sudah mendarah-daging dalam sanubari manusia Indonesia (embedded dan built-in) seringkali kita tidak menyadarinya. Disebutkan contoh: ketika pandemi banyak masyarakat menengah memberi bantuan dengan cara menggantungkan nasi bungkus, sembako, obat-obatan dan masker di pagar rumahnya, orang yang membutuhkan boleh ambil secukupnya.

“Itu menunjukkan ketika ada musibah, rakyat Indonesia muncul naluri kemanusiaannya. Kemanusiaan itu adalah refleksi nilai Pancasila” beber Dr. Djumala.

Pada bagian lain, Dr. Djumala mengungkapkan bahwa BPIP tahun ini telah menyelesaikan buku referensi untuk mata ajar Pancasila dan akan diterapkan pada tahun ajaran 2023-2024 di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan SMA.

Selainjutnya, BPIP juga tengah menyusun bahan ajar Pancasila untuk perguruan tinggi. “Semua inisiatif kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi ini dimaksudkan untuk membentuk karakter Pancasila terhadap generasi penerus bangsa,” pungks Dr. Djumala.

 

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com