Soal Aksi Teror Bom di Surabaya, Ini Tanggapan Aman Abdurrahman
Tandaseru -Terdakwa bom Thamrin, Aman Abdurrahman angkat bicara mengenai beberapa kejadian teror bom di daerah Surabaya, Jawa Timur yang terjadi beberapa waktu yang lalu saat pembacaan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Aman menilai aksi teror bom yang menyasar ke tiga gereja di Surabaya yang dilakukan oleh satu anggota keluarga yang dikepalai oleh teroris Dita Oepriarto (46) adalah satu keluarga yang tidak paham makna dari jihad itu sendiri.
“Saya katakan juga agar dipahami oleh media, kejadian di Surabaya. Kejadian ibu yang menuntun anak meledakkan diri di parkiran gereja adalah tindakan yang tidak mungkin muncul dari orang yang memahami ajaran Islam dalam jihad, bahkan tidak mungkin muncul dari orang yang sehat akalnya,” kata Aman dalam persidangan di PN Jaksel, Jumat (25/5/2018).
Selanjutnya, kata Aman, aksi teror bom di Markas Polrestabes Surabaya oleh Tri Murtiano (50 tahun) pun dikecamnya. Apalagi juga melibatkan anak. Menurut dia semua kejadian di Surabaya adalah tindakan keji yang dilakukan oleh orang yang sakit jiwanya.
“Begitu juga kejadian seorang ayah yang membawa anak kecil kejadian di depan polisi, si anak terpental dan alhamdulillah masih hidup. Itu merupakan tindakan keji dengan dalih jihad. Dari kejadian di Surabaya itu saya katakan, orang-orang yang melakukannya atau merestuinya atau mengajarkan, atau menamakan jihad adalah orang-orang yang sakit jiwa,” kata dia.
Karena itu, Aman mengecam kedua kejadian tersebut. Ia menegaskan kembali bahwa Islam tak mengajarkan demikian.
“Dua kejadian di Surabaya itu saya katakan, orang-orang yang melakukan atau merestuinya atau mengajarkan atau menamakannya jihad adalah orang-orang yang sakit jiwanya dan frustasi dengan kehidupan. Islam berlepas dari tindakan semacam itu,” ujar Aman lagi.
Comments are closed.