Wanita India Ini Diancam Pembunuhan Usai Menjadi Imam Salat Jumat

NEW DELHI (!) – Seorang wanita di selatan Kerala, India bernama Jamida Beevi, mendapat ancaman pembunuhan usai pekan lalu menjadi imam salat Jumat yang dimakmumi jemaah laki-laki.

Ya, Jumat pekan lalu Beevi selain menjadi imam juga menjadi khotib yang menyampaikan khotbah bertema keadilan dan kesetaraan gender di komunitas Quran Sunnat Society.

Akibatnya, sepertid dikutip dari The Guardian pada Kamis (1/2), Beevi mendapatkan kecaman dan ancaman pembunuhan dari pemeluk Islam garis keras di negara itu, dia dinilai telah menentang ajaran Islam.

Hal itu diakui Beevi, bahkan dia mengaku akun media sosialnya telah banyak menerima sederet ancaman.

“Ini adalah bentuk ekstremis yang tidak bisa ditoleransi dalam segala hal. Saya mendapat ancaman dari media sosial tapi saya tidak takut,” kata Beevi.

Dalam ajaran Islam sebetulnya tidak masalah jika seorang wanita menjadi imam salat jika semua makmumnya adalah perempuan.

Jika makmumnya terdiri dari laki-laki dan perempuan maka laki-laki lah yang harus menjadi imam salat.

Beevi bergeming, dirinya yakin Al Quran tidak berisi perintah yang hanya mengatakan laki-laki lah yang dapat memimpin salat.

“Saya percaya Al Quran mengajarkan kesetaraan gender. Seluruh diskriminasi terhadap kaum wanita adalah buatan manusia yang dipaksakan dan saya ingin mengubahnya,” ucap Beevi.

• Ketum PBNU: Polemik Video Pidato Kapolri Sudah Selesai

Mendengar alasan Beevi, Sekretaris Jamaat-e-Islami Hind pengelola sekitar 500 Masjid di Kerala, Abdul Rahman juga turut angkat bicara.

Menurut Abdul Rahman, tindakan Beevi itu adalah sebuah drama dan gimmick untuk mendapat popularitas.

“Itu bukan lah diskriminasi, tetapi adalah merupakan hal yang paling sesuai untuk pria dan hal yang sesuai untuk wanita,” tegas Rahman.