Ramadan Hari ke-17: Belajar dari Kisah Mu’adz

0

Namanya Mu’adz. Usianya baru 11 tahun dan sudah bisa hafal 30 juz Al-Qur’an. Siapa sangka anak sekecil itu ternyata mengalami kekurangan fisik pada dirinya. Mu’adz tidak bisa melihat alias buta sejak lahir.

Praktis, Mu’adz tak pernah dapat melihat indahnya dunia atau wajah-wajah orang terkasih di sekelilingnya sejak dilahirkan ke dunia.

Namun, kekurangan fisik tersebut tak pernah membuat Mu’adz kecil minder dalam pergaulannya.

Dia semakin semangat dalam mengejar ilmu agama, termasuk ingin menjadi hafidz Al-Quran. Mu’adz belajar pada gurunya yang dia sebut Syaikh, sepekan tiga kali.

Dengan semangat tinggi dalam keterbatasan, dia belajar sedikit demi sedikit demi bisa menjadi seorang hafidz.

Tentu saja dia kesulitan sekali karena tak mampu membaca huruf-huruf Al-Quran yang akan dihafalkannya tersebut. Namun hal tersebut tak menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang hafidz.

Tak lupa Mu’adz selalu berdoa kepada Allah, meminta kemudahan kepadaNya dalam proses menghafal Al-Quran.

Saat diwawancarai dalam sebuah siaran televisi, “Setiap salat Mu’adz berkata bahwa dia tak meminta pada Allah untuk memberinya penglihatan, namun dia meminta kepada Allah sesuatu yang lebih indah dari penglihatan.”

Permintaan itu adalah dia bisa mendapatkan kemudahan atau bebas dari hisab saat di akhirat nanti. MashaAllah.

Mu’adz bersyukur buta karena suatu ketika nanti dihadapan Allah iya akan terhindar dari pertanggungjawabannya dengan penglihatannya di dunia. Lalu bagaimana dengan kita? Berapa kali sehari mata kita menatap mushaf di rumah kita?

Ustadz Uyad Albantani

2 Comments
  1. ufabtb

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: tandaseru.id/2019/05/22/ramadan-hari-ke-17-belajar-dari-kisah-muadz/ […]

  2. ข่าวบอล

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: tandaseru.id/2019/05/22/ramadan-hari-ke-17-belajar-dari-kisah-muadz/ […]

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.